
Untuk kamu,
Entah ini surat keberapa untukmu yang kutulis lalu kudiamkan di dalam file documents. Entah ini kali keberapa aku merasa ingin sekali mengungkapkan semuanya lalu aku kembali takut semua akan sia-sia.
Sudah berapa abad terlewati sejak hari itu?
Rasanya sudah lama sekali. Sungguh aku ingin sekali bertemu. Mungkin untuk menatap sinar matamu dengan malu-malu. Atau sekedar duduk diam-diam menyimpan rindu.
Kamu baik-baik saja, kan?
Terakhir kali kuingat, tanganmu melambai padaku, senyuman menghiasi wajah indahmu, senyum yang selalu menyemangati hari-hariku. Ah, aku benar-benar merindukan waktu-waktu kita. Aku hanya berharap, saat kita berjumpa lagi, akan kutemukan senyum yang masih sama indahnya saat terakhir kita mengucapkan perpisahan.
Kamu tahu?
Diam-diam aku suka sekali dengan senyummu. Aku suka matamu. Aku suka hidungmu, pipimu, bibirmu. Aku suka semuanya tentang dirimu. Aku suka kamu apa adanya kamu. Kamu itu, dirimu itu, kesayangan aku.
Ah seandainya bisa kuungkapkan semua ini padamu. Bahwa suatu saat di masa lalu, aku pernah diam-diam ingin memilikimu. Bahkan setiap saat di masa sekarang, aku masih tetap diam-diam ingin memilikimu. Tapi semua ini rahasia, dan aku tahu pasti aku paling pandai menyembunyikan rasa.
Aku ingin sekali menjadi orang yang terakhir kamu bayangkan sebelum kamu terlelap di malam hari, dan menjadi orang pertama yang kamu pikirkan saat kamu terbangun di pagi hari. Aku ingin menjadi dia yang mengisi siangmu dengan canda tawa, dan menjadi dia yang selalu hadir di setiap mimpi indahmu.
Diam-diam aku selalu cemburu pada udara, yang bisa seenaknya membelai-belai wajahmu. Aku selalu marah pada matahari, yang bisa dengan gampangnya menghangatkan tubuhmu.
Sayangnya, aku ini seperti pengecut. Semua ini tak mungkin kukatakan padamu. Aku terlalu takut. Semoga suatu hari kau bisa mengerti. Aku selalu diam-diam ingin memilikimu.
No comments:
Post a Comment