Sunday, December 29, 2013

Untuk Kamu




Untuk kamu,

Entah ini surat keberapa untukmu yang kutulis lalu kudiamkan di dalam file documents. Entah ini kali keberapa aku merasa ingin sekali mengungkapkan semuanya lalu aku kembali takut semua akan sia-sia.

Sudah berapa abad terlewati sejak hari itu?

Rasanya sudah lama sekali. Sungguh aku ingin sekali bertemu. Mungkin untuk menatap sinar matamu dengan malu-malu. Atau sekedar duduk diam-diam menyimpan rindu.

Kamu baik-baik saja, kan?

Terakhir kali kuingat, tanganmu melambai padaku, senyuman menghiasi wajah indahmu, senyum yang selalu menyemangati hari-hariku. Ah, aku benar-benar merindukan waktu-waktu kita. Aku hanya berharap, saat kita berjumpa lagi, akan kutemukan senyum yang masih sama indahnya saat terakhir kita mengucapkan perpisahan.

Kamu tahu?

Diam-diam aku suka sekali dengan senyummu. Aku suka matamu. Aku suka hidungmu, pipimu, bibirmu. Aku suka semuanya tentang dirimu. Aku suka kamu apa adanya kamu. Kamu itu, dirimu itu, kesayangan aku.

Ah seandainya bisa kuungkapkan semua ini padamu. Bahwa suatu saat di masa lalu, aku pernah diam-diam ingin memilikimu. Bahkan setiap saat di masa sekarang, aku masih tetap diam-diam ingin memilikimu. Tapi semua ini rahasia, dan aku tahu pasti aku paling pandai menyembunyikan rasa.

Aku ingin sekali menjadi orang yang terakhir kamu bayangkan sebelum kamu terlelap di malam hari, dan menjadi orang pertama yang kamu pikirkan saat kamu terbangun di pagi hari. Aku ingin menjadi dia yang mengisi siangmu dengan canda tawa, dan menjadi dia yang selalu hadir di setiap mimpi indahmu.

Diam-diam aku selalu cemburu pada udara, yang bisa seenaknya membelai-belai wajahmu. Aku selalu marah pada matahari, yang bisa dengan gampangnya menghangatkan tubuhmu.

Sayangnya, aku ini seperti pengecut. Semua ini tak mungkin kukatakan padamu. Aku terlalu takut. Semoga suatu hari kau bisa mengerti. Aku selalu diam-diam ingin memilikimu.

Friday, November 15, 2013

Aku Mau Jatuh Pada Cinta Yang Baik

Di awal tahun, Aku berjanji kepada diri sendiri. Aku harus terjatuh pada cinta yang baik. Namun Aku terhenti di suatu malam setelah pertemuan pertama dengan dia. Pertanyaan pun mulai bermunculan dan memenuhi kepala. Cinta yang baik? Bagaimana kutahu jika kali ini adalah cinta yang baik?

“Mulailah dari awal yang baik,” tiba-tiba terdengar suara kecil membisik di telinga. Hhmm.. Masuk akal.

Belakangan ini, Aku melihat ada sebuah hubungan dengan awal yang kurang baik dan berakhir dengan tidak baik pula. Tapi lagi-lagi hal tersebut menimbulkan pertanyaan baru di kepala. Apa benar jika kita memulai hubungan dengan tidak baik maka akan berakhir tidak baik? Apa benar semua hubungan yang dimulai dengan baik, maka akan berjalan dengan baik tanpa akhir? Lalu bagaimana dengan pendapat yang selama ini Aku setujui bahwa “Happy ending is just an undone story?”

Apakah Aku bisa memilih kepada siapa cinta harus terjatuh?

Entah, apa jawaban dari pertanyaan tersebut. Yang Aku tahu, Aku selalu jatuh cinta dalam keadaan sadar. Sadar dalam artian, Aku tidak perlu bertanya kepada siapapun “Am I falling in love?”, seperti yang kerap terjadi pada tokoh-tokoh dalam film cinta belakangan ini.

Aku tidak pernah memilih kepada siapa atau pada jenis cinta macam apa akan terjatuh. Tapi Aku selalu sadar “Aku akan jatuh cinta” di pertemuan pertama dengan orang yang membuat jatuh cinta. Cerita setelah jatuh cinta, itu beda lagi. Itu skenario baru yang sungguh tidak ada yang tahu akan berjalan atau mungkin berakhir seperti apa.

Cinta yang baik. Bagiku semua cinta baik. Cinta tidak akan melukai. Ketika yang terjadi malah melukai seseorang, maka apa yang selama itu Aku sebut cinta, bukanlah cinta. Entah itu sekedar suka, penasaran, kagum, ego, tapi yang pasti melukai tidak layak disebut ‘cinta’.

Cinta tidak akan melukai. Cinta tidak akan memaksa. Cinta adalah senyum. Cinta adalah kebahagiaan. Bahagia melihat orang yang kita namai ‘cinta’ bahagia. Klise sih, dan akan banyak yang menentang. Tapi banyaknya kisah kegagalan cinta yang dialami oleh teman-teman, telah mendewasakan pemaknaan cinta yang selama ini dengan mudah dieja.

Akhirnya Aku bertemu sosok yang membuat belajar mencintai dengan baik: membebaskan, melepaskan, serta memaafkan. Membebaskan ke mana hati sosok tersebut berlabuh, melepaskan genggaman tangan yang tidak terlalu erat, serta memaafkan cerita Tuhan yang kurang sesuai dengan harapan-harapan yang selama ini di bangun dalam imajinasi sendiri.

Ternyata, rasa sakit tidak begitu menyesakkan di tiap langkah yang kuambil untuk menjauh, hangat. Ya, akhirnya, untuk pertama kalinya, perpisahan yang biasanya membuat kalang kabut dan norak tidak lagi Aku rasakan pada sosok ini. Bukan karena cintaku padanya kurang kuat, namun ternyata cinta pada diri sendiri jauh lebih besar. Aku enggan mengizinkan hati ini terluka makin dalam dengan terus bertahan dan berjuang dengan seluruh rasa, hanya untuk hati yang separuh.

Aku dengan sadar yakin bahwa kali ini Aku jatuh cinta. Entah jatuh pada cinta jenis baik atau buruk. Yang Aku tahu, kali ini Aku berhasil mencintai dengan baik. Mencintai diri sendiri sekaligus dia, sosok yang akhirnya membuat Aku merasakan hangat dan senyum tiap kali mengenang cerita singkat kita.

Aku mau jatuh pada cinta yang baik. Namun jauh di lubuk hati, Aku mau memperbaiki diri terlebih dulu, agar jika saatnya cinta baik itu tiba, Aku tidak akan memalukan dia yang (maunya) akan mencintai Aku dengan baik.

Perpisahan kali ini, bukan tutup buku. Aku yakin cintaku padanya masih besar. Masih terlalu banyak rindu untuk Tuhan bertitik pada cerita kami. Aku hanya memberi sekedar memberi ruang, untuk dia merasakan kehilangan jika memang Aku pernah penting di hatinya. Memberi ruang bagi hati untuk menyembuhkan luka yang belum cukup dalam. Memberikan ruang pada cerita kami yang sebelumnya terlalu cepat dan padat akan senyum serta tangis yang menghantam bertubi tanpa ada persiapan.

Jika memang cinta, maka jatuhlah, terus, lalu bertahanlah. Itu saja yang tadinya Aku tahu. Nikmati apabila masih nikmat. Lepas saat yang tersisa hanya cemas. Kemudian seorang teman pernah berkata padaku, pejuang yang baik, tahu kapan harus maju, kapan harus mundur, dan kapan harus diam menyusun strategi.

Sedih? Menangis? Pastilah, tapi lagi-lagi Aku teringat, Aku harus mencintai diri sendiri hingga tidak akan lagi membiarkan siapapun melukai hati, pikiran dan tubuh ini termasuk oleh harapan serta mimpi sendiri.

Tentu, Aku mau jatuh pada cinta yang baik. Dan inilah Aku, sendiri (lagi). Karena Aku pada akhirnya jatuh pada cinta yang baik, pada diriku sendiri. Dengan mencintai hati sendiri, akhirnya Aku bisa mencintai orang lain (dengan baik). Tanpa drama, tanpa sedih terlalu lama, tanpa perlu ada yang terluka.

Wednesday, October 16, 2013

As I Feed You an Ice Cream




For in the golden dark I’ll turn, catch you in my sight,
Your beauty revealed before us now, you sit down next to me,
Then I’ll strike the match, light the fire, call forth the candlelight,
Watch flames reflect within your eyes, deep pools of eternity.

And taking now these crystal glasses, holding a piece of rose,
I’ll smile to you in gentle silence, fingers upon your side,
And whisper quietly these words, here from my heart to shine,
For you I have sought in hidden dreams, so far across these lands.

Then watching now, I’ll gaze in awe, upon your moonlit face,
As you take a sip from your water, glisten crimson on your lips,
And feeling within my passion unveiled, inspired by your grace,
As you reach up for your silk-soft fingertips.

For in so much as is my power, I promise this to you,
That in all we say or talk about, or the places that we have led,
We shall embrace these things between us, this light forever new,
There to help each other walk on the paths that we might tread.

So if you wearily stumble through, at the end of a long, hard day,
Then I’ll gladly lay you down my Love, share within your dream,
For beneath my gentle, loving hands, your fears shall melt away,
And I’ll share and smile within your soul as I feed you an ice-cream.



Saturday, September 21, 2013

Kenapa Harus Kamu?

Jatuh cinta memang tidak bisa direncanakan. Kapan, kepada siapa, dan bagaimana hasilnya. Jadi, kemungkinan cinta itu jatuh di tempat yang salah, pasti ada.

Seperti halnya aku, sekarang, malam ini. Aku berbeda dari malam-malam sebelumnya, malam ini terlihat lebih diam, lebih tak berfungsi.

Aku tulis sebaris kalimat di atas selembar kertas.
"Kenapa harus kamu?"

Aku punya hati, aku punya perasaan. Dan itu buat kamu.
Aku punya rindu, aku punya rasa ingin bertemu. Dan itu punya kamu.

Kenapa harus kamu... Kenapa harus kamu...

Tuhan. Apa hati ini salah memilihnya? Apa hati ini tak pantas jika bersamanya?
Mencintai orang yang salah tak pernah ada di pikiranku sebelumnya. Sebegitu menyakitkannya perasaan ini jatuh kepada orang yang tidak tepat.

Aku jatuh cinta padanya. Pada seseorang yang tak kusangka sebelumnya. Sosok dia yang hadir, dia yang datang tanpa permisi. Kenapa harus kamu...

Ah, sudah. Semakin aku cari jawabnya, semakin sakit rasanya.

Aku percaya, itu akan indah pada waktunya, Tuhan yang tahu jawabnya.

Sunday, April 14, 2013

Di Kala Senja



















untuk kamu,
yang melebihi keindahan langit ketika matahari menyeret langit biru ke arah horizon.

semoga ketika kau membaca untaian kata ini, langit senja yang sedang memisahkan langit biru dan hitam sedang kau lihat.
burung - burung bergerombolan terbang sepanjang garis khatulistiwa membututi sinar matahari.
burung - burung itu ingin menyambut matahari di langit belahan bumi yang lain.
senja itu penuh rindu dan kebahagiaan.

senja,
dimana orang banyak berlalu lalang ingin pulang ke rumahnya masing - masing bertemu dengan kekasihnya yang telah dirindukan.
tumbuhan juga rindu akan karbondioksida dan menyebarkan kasih sayang berbentuk oksigen kepada manusia.
begitu juga aku, sangat rindu dan ingin cepat bertemu dengan dunia mimpi,

memimpikan dirimu yang membaca surat ini sambil melihat langit senja.

menurutmu, bagaimana cara menikmati senja?
aku lebih suka menikmati senja hanya dengan berdiam diri, mencoba memeluk hati sendiri erat dengan apa yang aku liat di langit senja.
karena ya itu, senja penuh akan kerinduan.
aku sedang dan masih rindu bercerita sore duduk - duduk di bangku taman denganmu.
melihat anak kecil berlarian mengejar balon yang terbang, itu mengisi keindahan langit senja.

kamu tau?
senja itu sebenarnya adalah ketika sebuah hati yang tergeletak di pasir putih lalu mencoba belajar dari kehidupan senja dan pada akhirnya hati ini menjadi sebuah bibit yang akan berpecah menjadi dua bagian.
antara si pria dan si wanita.
kita sudah menggeletakkan sebuah hati yang pernah kita satukan.
maukah kau mengambil kembali hati itu bersamaku?
kita tanam dan kita mulai dari awal bagaimana si hati itu berpecah belah dan akhirnya menyatu lagi?
dan kita tidak akan pernah membuang hati yang pernah kita satukan itu lagi.

untuk kamu yang tersayang.
sesungguhnya jika kau melihat senja adalah sebuah ajakan untuk menikmati kembali senja bersama-sama.
pemandangan pesawat yang akan turun landas menutupi matahari yang jatuh di sudut sana dan entah jatuh kepada siapa matahari itu.
dan engkau, yang memegang tanganku…
engkau akan menggantikan tugas matahari untukku dari mulai senja hingga malam hari.

dari aku,

yang masih melihat sekelilingku di kala senja, siapa tau ada engkau disana membawa hatimu yang suci.