Monday, January 25, 2016

Setidaknya Aku (Pernah) Benar-Benar Mencintaimu Dengan Tulus

Setiap pertemuan pasti ada perpisahan. 
Cepat atau lambat ini akan terjadi pada siapapun, termasuk aku! 
Dan aku sudah mengalaminya sekarang. 
Iya... tentu ada air mata, tentu saja ada semilir duka. 
Tapi aku percaya semua pasti akan terlewati dan kembali baik-baik saja. 
Aku hanya manusia biasa yang punya rasa, yang bisa merasakan lara.

Aku tahu Tuhan selalu punya rencana baik di balik semua perkara. 
Aku tahu Tuhan selalu memberikan yang terbaik untuk kita semua. 
Bukankah Tuhan memberikan orang-orang yang salah sebelum orang yang tepat? 
Mungkin cuma masalah waktu. 

Aku tahu, Tuhan merencanakan sesuatu yang indah untuk hidupku. 
Memang semua tak lagi sama, tapi percayalah... 
mungkin ini yang terbaik (aku menyakinkan diri sendiri). 
Aku berharap tidak ada benci atau caci. 
Aku telah dewasa, bukankah dewasa berarti siap melepaskan dan merelakan? 
Aku akan belajar melepaskan, aku akan belajar merelakan kamu pergi dan tak singgah lagi di hidupku. 
Aku akan belajar ikhlas merelakan kamu berada di sampingnya. 
Seseorang yang bisa membuatmu lebih nyaman di bandingkan aku, yang mencintaimu walaupun cintanya tak sebesar cintaku. 


Ku kira kamu adalah masa depanku, tapi ternyata aku salah. 
Aku kecewa pada Tuhan? Entahlah... 
Aku hanya bisa berserah, dan dari awal aku sudah berserah kepada-Nya agar aku bisa menerima kenyataan yang begitu pahit untuk aku dengar dan aku rasakan. 
Tuhan mungkin tidak mengizinkan, atau memang tidak ada dua hati yang saling berjuang untuk tetap bersatu, 
hanya ada satu hati yang tetap berjuang tapi akhirnya merelakan..


Aku sudah berjuang, aku sudah berusaha. 
Tapi ternyata usahaku di mata mu ternyata tak pernah berarti apa-apa. 
Apakah aku harus menyalahkan diri sendiri? 
Yang aku perjuangkan ternyata itulah yang diabaikan. 
Aku sudah berusaha, aku sudah berusaha untuk tetap mertahankan, tapi ternyata sia-sia. Sejauh ini aku melangkah tapi ternyata tak berarti apa-apa. 

Mencintai seseorang memang tidak membutuhkan alasan,
Tapi aku masih percaya bahwa Tuhan selalu memberikan apa yang kita butuhkan walaupun terkadang kita tidak menginginkan, walaupun bukan yang kita harapkan. 
Tuhan berkali-kali memberikan rasa sakit ini agar aku tetap kuat dan bertahan. 
Agar aku belajar bersabar..
Agar aku belajar untuk selalu menghargai apa yang aku punya..
Agar aku belajar untuk menyayangi diri sendiri sebelum menyayangi orang lain..

Aku akan masih menyebut namamu di setiap doa yang aku rapalkan, di setiap doa dalam sujudku..
Aku ingin kamu bahagia. Dan aku selalu berharap kamu bahagia dengan pilihanmu. 

Tuhan selalu punya rencana..
Setelah hujan selalu ada pelangi. 
Setelah luka pasti ada bahagia. 
Aku percaya bahagia itu akan datang pada orang yang tepat, 
orang yang Tuhan beri untukku..

Setidaknya aku (pernah) benar-benar mencintaimu dengan tulus...

No comments:

Post a Comment