Monday, December 1, 2014

Bahagia Itu Sederhana

Bahagia itu sederhana.

Sesederhana ketika kamu membuka mata dari tidurmu, dan menyadari bahwa kamu masih hidup.

Bahagia itu sederhana.

Sesederhana ketika kamu bertemu orang yang dicintai, dan melihatnya tersenyum dan tertawa lepas.


Bahagia itu sederhana.

Sesederhana saat ada seseorang yang berjuang di luar sana, demi untuk menjadi bagian terpenting dalam hidupmu.

Bahagia itu sederhana.

Sesederhana ketika kamu menemukan seseorang yang selalu mengerti bagaimana keadaanmu dan dengan segala kekuranganmu.

Bahagia itu sederhana.

Sesederhana ketika kamu dapat bersama dan menghabiskan harimu dengan seseorang yang kamu cintai.

Bahagia itu sederhana.

Sesederhana ketika kamu menemukan cahaya di tengah kegelapan.

Bahagia itu sederhana.

Sesederhana ketika kamu akhirnya bertemu dengan dia yang selalu kamu rindukan.

Bahagia itu sederhana. 

Sesederhana ketika aku akhirnya menemukan sumber kebahagiaanku; Kamu.





Monday, November 24, 2014

Masih Tentang Kamu

Hai, ini semua tentang kamu. Ya, Kamu. Masih kamu.


Kamu yang waktu itu bertemu denganku setahun lalu


Kamu yang bertemu denganku di bulan-bulan selanjutnya


Kamu yang selalu tertawa lepas


Kamu yang terkadang diam karena kesal dan marah


Kamu yang masih ada di sini. Di hati. Di pikiran. Dan di dalam doaku.




Dan ini semua masih tentang kamu, yang selalu di hati.





Halo, ini semua tentang kamu. Masih kamu.


Dan aku hanya ingin bilang, aku sayang padamu. Selalu.


Sunday, October 26, 2014

Aku Terlalu Khawatir Terhadapmu

Aku terlalu khawatir terhadapmu. Khawatir jika ada orang lain yang mampu membuatmu tersenyum lebar dibanding aku. Khawatir jika ada orang lain yang bisa membuatmu tertawa hingga terpingkal-pingkal selain aku. Khawatir jika ada orang lain yang lebih perhatian dibanding aku.

Aku terlalu khawatir terhadapmu. Khawatir jika ada orang lain yang mampu menjatuhkan cintamu lebih telak dibanding aku. Khawatir jika ada orang lain yang mampu membuatmu merindu sangat dalam selain aku. Khawatir jika ada orang lain yang mampu membuatmu bertanya “kamu serius sama aku?” selain aku.

Aku terlalu khawatir terhadapmu. Khawatir jika ada orang yang menyakitimu. Khawatir jika ada orang yang membuat pipimu basah karena air yang tumpah dari kedua matamu. Khawatir jika ada orang yang membuat senyummu libur untuk beberapa waktu.

Aku terlalu khawatir terhadapmu. Khawatir jika ada orang lain yang membuat senjamu lebih merah selain aku. Khawatir jika ada orang lain yang membuat hujan-hujanmu lebih basah selain aku. Khawatir jika ada orang lain yang mampu membuat malam-malammu lebih terang selain aku.

Aku terlalu khawatir terhadapmu. Khawatir jika ada orang lain yang membuat pagi-pagimu lebih merdu selain aku. Khawatir jika ada orang lain yang mampu membuat sarapanmu lebih menagih selain aku. Khawatir jika ada orang lain yang mampu membuatmu terjaga saat menyebrangi simpang selain aku.

Aku terlalu khawatir terhadapmu. Khawatir jika ada orang lain yang mampu membuat ponselmu lebih berisik selain aku. Khawatir jika ada orang lain yang mampu mengganggumu saat jam istirahat selain aku. Khawatir jika ada orang lain yang mampu menjadi imammu saat beribadah selain aku.

Aku terlalu khawatir terhadapmu. Khawatir jika ada orang lain yang mampu membuatmu resah menunggu selain aku. Khawatir jika kamu bersandar di bahu orang lain selain aku. Khawatir jika ada orang lain yang mampu mendengar jerit hatimu lebih khusuk selain aku.

Aku terlalu khawatir terhadapmu. Khawatir jika ada orang lain yang mampu mengisi lorong-lorong hatimu selain aku. Khawatir jika ada orang lain yang mampu membuat memori otakmu penuh selain aku. Khawatir jika ada refleksi orang lain yang ada di kelopak matamu selain aku.

Aku terlalu khawatir terhadapmu. Demi Tuhan, aku khawatir. Aku terlalu khawatir terhadapmu, terlalu khawatir jika ada orang lain yang kau sebut namanya sebelum kau mengucap “Aamiin” dalam doamu selain aku.

Sunday, September 7, 2014

Kepada Sang Pembolak-balikan Isi Hati




Tuhanku,
Sujud syukur kepadaMu yang masih memberiku nafas sampai hari ini. Sujud syukur kepadaMu atas segala kebahagian dan kesedihan sehingga aku dapat merasakan betapa nikmatnya hidup yang Kau berikan Tuhan.

Tuhanku,
Kau pasti lebih mengenal aku daripada diriku sendiri, Kau pasti tahu apa yang sedang aku rasakan saat ini. Engkau pun pasti tahu kalau aku sedang mengagumi sesosok mahkluk ciptaanMu.

Tuhanku..
Entah kenapa aku selalu bahagia tiap aku bertemu mahluk ciptaanMu itu, aku bahagia tiap lihat senyumnya kepadaku saat kami berpapasan, aku bahagia saat dengar suara beratnya menyapaku.

Tuhanku,
Perasaan apa yang Kau anugerahkan kepadaku ini? Apakah ini yang disebut jatuh cinta, Tuhan?

Tuhanku,
Apakah jatuh cinta itu dosa? Saat aku selalu memikirkan mahkluk ciptaanMu itu yang belum sah menjadi pendampingku. Apakah jatuh cinta itu dosa? Saat aku merindukan dia yang selalu membayangi isi kepala dan berada di dalam hati. 

Tuhanku,
Jika jatuh cinta itu dosa, jadikan dan ridhoilah mahkluk ciptaanMu itu sebagai jodohku agar aku tidak terjebak dalam murkaMu. Jika jatuh cinta itu dosa, balikkanlah hatiku hanya kepada ketetapanMu karena hanya Engkaulah yang mampu membolak-balikan isi hati mahluk ciptaan-Mu.

Tuhanku,
Jika benar aku jatuh cinta, aku tak ingin cintaku kepada mahkluk ciptaanMu itu melebihi cintaku kepadaMu. Jika benar aku jatuh cinta, aku ingin memiliki mahkluk ciptaanMu itu atas restuMu. Jika benar aku jatuh cinta, semoga ini bukanlah cinta sesaat dan selalu berada dalam naunganMu. 


Friday, June 13, 2014

Melangkah Jauh

Tahukah kalian, rasanya jatuh cinta?

Begitu bahagia dan gembira

Tapi, bagaimana jika jatuh cinta dengan orang yang salah?

Senangkah?

Sakitkah?

Dan itulah yang kurasakan

Aku mencintai seseorang yang salah

Seseorang yang telah mempunyai pujaan hatinya

Seseorang yang bahkan tak melihatku

Penggemar rahasianya

Lalu apa yang harus kulakukan?

Berusaha? Aku sudah berusaha

Tapi dia terlalu enggan untuk mengetahui keberadaanku

Sakitkah?

Tentu saja, setiap kali aku dekat dengannya, aku mendapat senyumnya

Dunia terasa berpihak kepadaku

Kemudian dia hancurkan harapan tinggiku saat dia menyebut nama orang lain yang bahkan tak kukenal

Lalu, apa yang harus kulakukan

Menangis? Bersedih?

Ataukah aku harus teriak dihadapannya dan mengatakan aku menyukainya.

Tentu saja yang terakhir tak akan kulakukan

Aku hanya berpikir

Sampai kapan aku akan memikirkannya

Menyukainya

Menggilainya

Mencintainya

Dan akhirnya kembali disakiti olehnya

Aku lelah

Aku terlalu lelah untuk mengulang semuanya

Lebih baik aku menyerah

Dan memilih menjadi pengecut dari pada terus disakitinya

Dan akhirnya aku harus berpaling

Melupakannya

Senyumannya

Dan segalanya tentang dia

Meski itu sungguh sulit

Aku akan berusaha

Untuk aku dan dia

Karena kita tak mungkin bersama

Terimakasih atas segala kenangannya

Kini, aku akan melangkah jauh darinya..

Friday, May 23, 2014

Dear Otak dan Hati

Dear otak dan hati,


Semoga ketika membaca surat ini, kalian sudah berbaikan. Selalu kan, kalau sudah masalah cinta pasti berseteru. Yang satu mau begini, yang lain mau begitu. Bikin aku panas dingin tidak menentu.


Inilah kenapa surat ini untuk kalian berdua, bersama-sama, bukan sendiri-sendiri. Supaya dibaca berdampingan, atau sebelah-sebelahan.


Begini ya, singkat saja. Aku mau bilang: aku cinta kalian, sebagai pasangan yang bekerja berbarengan. Kadang, otak, aku pilih logika dan realita. Dan kadang, hati, aku pilih perasaan dan asmara. Manapun pilihanku di satu waktu adalah tanggung jawabku, menentukan langkah sebagai individu untuk masa depan sendiri maupun berdua bersama dia yang nantinya akan jadi pendamping hidupku yang kuharap untuk selama-lamanya. Jadi kalian jangan saling menyalahkan kalau satu dua kali aku tersandung karena salah menentukan pilihan. Karena itupun buatku jadi bahan pelajaran supaya (semoga) lebih baik ke depan.


Otak, teruslah mengkalkulasi untung rugi dan menimbang keadaan. Lihatlah permasalahan dari dua sisi, dan jadilah sejujurnya juri. Lalu bukalah mataku untuk melihat kenyataan.


Hati, teruslah menggali sedalamnya perasaan dan siapkanlah sebanyaknya persediaan maaf. Besarkanlah dirimu supaya tak akan habis dibagi-bagi. Lalu lapangkanlah dadaku untuk terus memberi kasih sayang.


Sekian.


Aku sayang kalian


Saturday, March 8, 2014

(Masih) Kata Rindu Untukmu





















Hai, bagaimana kabarmu di sana? Aku disini menderita. Aku rindu. Aku gila. Aku mau kau. Disini menemani aku. Menemani hariku yang kian sepi. Ah, apalah ini.

Aku harap kamu baik baik saja. Tetap jalani hidup seperti biasa. Tanpa tahu aku menderita melihat kamu bahagia di sana. Aku tidak akan mengingat apalagi bercerita tentang masalalu kita. Aku akan menyimpannya di salah satu kotak memoriku.

Iya aku tahu. Seharusnya ini adalah surat cinta. Surat yang menyentuh hati karena bahagiaku memikirkan kamu. Bukan rintihan hati ataupun kecewa diri. Bahkan menulis untuk membuatmu tersenyum pun aku tak sanggup.

Akhirnya selama aku berkutat dengan kata, hati dan logika, aku tahu bahwa kamu dan aku itu terlalu berbeda. Sekeras apapun aku berusaha untuk menjadi sama, saat itulah aku tersadar bahwa kita memang jauh dan sangat jauh berbeda.

Mungkin maksudku untuk menulis surat cinta ini adalah aku ingin kamu bisa berbahagia dengannya, tanpa menoleh masa lalu. Dan jangan pernah sekalipun untuk memikirkan untuk memutar balik waktu. Karena aku tahu itu hanya membuat hati terluka.

Dan akhirnya, sampailah aku pada akhir surat ini. Aku tak bisa menulis apa-apa lagi selain aku mau kamu bahagia dengan atau tanpa aku disampingku .Dan yang terpenting, anggaplah ini surat biasa.

Dariku, yang selalu mencintaimu.



Saturday, February 22, 2014

Lekaslah Kembali, Aku Merindukanmu

Aku rindu. Rindu setengah mati, kalo kata d'Masiv. Akhir-akhir ini aku sering mimpiin kamu. Senangnya. Dan untungnya, bukan seperti mimpi yang kutakutkan. Aku lihat kamu tersenyum. Manis, sangat manis. Kita berdua menghabiskan waktu di alam mimpi sana. Ah, seandainya mimpi punya remote control bertombol pause, mungkin malam ini kita akan melanjutkannya. Dan seperti biasa, aku akan pasrah, mengikutimu kemana kau akan membawa cerita mimpi kita.

Ketika terbangun dari mimpi, sering kutenggelam dalam tanya. Apakah kau benar-benar masuk dalam mimpiku? Adakah kau rindu padaku, seperti rinduku yang membuncah padamu? Bagaimana kau di sana? Sedang apa di sana? Bahagiakah, atau sedihkah engkau? 

Masihkah kau menunggu lelaki itu? Jangan, jangan menunggunya. Aku tak mau melihatmu mengharapkannya memelukmu saat ini. Biarkanlah kesepian membungkusmu hangat, sekali-kali kau harus merasakannya. Seperti diriku yang tercekat ketika kau pergi dalam sekejap.

Aku? Aku baik-baik saja di sini. Meski setiap mengenangmu, mataku berair secara otomatis. Mengingat cara pergimu yang begitu tragis. Tanpa pamit, dan pergi begitu saja.

Semoga untaian kata ini bisa membawa berita. Sekaligus pengganti doa. 
Untuk wanita teristimewa, yang selalu aku rindukan.

Lekaslah kembali, aku merindukanmu.




Friday, January 31, 2014

Ditolak Cinta, Alhamdulillah

Ketika kamu mencintai seseorang namun cintamu ditolak,
jangan dikira cintamu tak ada artinya,
justru itulah balasan cinta terbaik untukmu.

Itu artinya dia mempersilahkanmu 
untuk mendapatkan seseorang yang lebih baik untukmu

Kalau memang cintamu padanya tulus, 
Kamu takkan membencinya meskipun dia telah menolakmu,
karena Insya Allah dia pun akan mendapatkan seseorang 
yang terbaik dan tepat untuk mendampinginya

Dan jika memang jodoh,
Dia pasti akan datang kembali menghampirimu.
Dia akan menyadari bahwa kamu lah yang pantas mendampinginya

Maka relakan, ambil hikmahnya. Syukuri..